Di sini Ceritanya Wongsello


Minggu, 08 Agustus 2021

Embun #25


Keindahan adalah aras tertinggi dari pondasi awal yang namanya kebaikan, setelahnya wujud keberlangsungan kebaikan itu diungkap sebagai ilmu dan kemudian terus bertransformasi jadi kebijaksanaan jika telah matang sebagai pengalaman, khatam dengan semuanya maka muncullah kemuliaan. 

Share:

Embun #24


Ada banyak hal puitis yang banyak diungkapkan orang, tapi sedikit orang yang bisa benar-benar mengungkapkanya. Senja atau fajar adalah perihal keindahan yang luar biasa, namun sampai sejauh mana manusia dapat memaknainya, selain hanya pemahaman material.

Share:

Minggu, 01 Agustus 2021

Embun #23


Memberi makna adalah memaknai apa pun meski dinilai tidak bermakna, karena sesungguhnya semua dapat dimaknai dengan dalam dan sublim. Kalau ada sesuatu hal di kehidupan ini yang tidak dapat dimaknai, maka itu menegasikan kalam Allah "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka". 

Dan itu berlaku bagi orang yang berakal, di sini idiom yang digunakan Allah adalah Ulil Albab. Tingkat di mana dalam keadaan apa pun manusia memikirkan kejadian alam semesta. 
Share:

Adoh-adoh Rantau Kerjo Ngene


Pernyataan yang terlontar dari seorang teman di tempat kerja membuatku tertawa sekaligus terhina, terhina, tapi tertawa. Itu kesan pertama ketika aku mendengarnya langsung darinya.

Kata-kata yang muncul di tengah guyonan itu menggugahku menulis ini haha.

"Adoh-adoh rantau kerjo ngene (kasar)"

Intinya seperti itu, dalam kurung aku lengkapi, karena memang itu yang sebenarnya ingin disampaikan.

Apa benar-benar terhina dan tertawa?

Sebenarnya lucu juga jika mengingatnya, sungguh. Dia lulusan SMK langsung kerja di tempat yang sama, aku tidak perlu mengorek jauh tentangnya, jelas yang ia katakan kepadaku, pernyataan polos nan jujur itu membawaku menjawabnya melalui tulisan yang lebih lebar.

Secara umum dan kasar pernyataan tadi membuat asumsi jika lulusan S1 atau alumni kampus mahasiswa sebenarnya sama saja kurang dapat diandalkan, tapi aku beri dia jawaban simpel dan spontan, dan itu memahamkannya. Intinya di tengah pandemi seperti ini pilihanku tidak banyak dalam menentukan pekerjaan, dan di tempatku sekarang jawabannya.

Aku juga tidak menyangkal akan asumsi sarjana dapat diandalkan atau tidak, itu ada koridor lain untuk membahasnya. Soal terhina aku malah tertawa dan justru itulah sebuah hiburan menurutku.


18 Mei 2020

Share:

Embun #22


Menyuap Tuhan bukan karena sambat akan penderitaan, shodaqoh banyak-banyak, dan atau menghibahkan segalanya untuk kehidupan atau sebagainya. Meski menurut susoroku wajar jika manusia sampai sambat perihal penderitaan hidup, tetap saja semua bergantung Tuhan, hal-hal tadi bisa saja menjadi katalis, tapi posisi manusia hanya hamba yang diberi rahmat atau laknat, sebab ridlo atau kafir. 
Share: