Di sini Ceritanya Wongsello


Minggu, 14 Agustus 2016

Karena Hidup Tak Sekadar Soal Cinta dan Romantisme Pacaran Saja, Tetapi juga Tentang Edukasi, Dedikasi, dan Perjuangan


www.vemale.com  

Pagi Gais,, 

Bicara soal cinta memang menyenangkan, menggairahkan bahkan, semua orang langsung paham dan nyambung kemana arah pembicaraan nya atau muaranya. Betapa kehidupan kita penuh diisi dengan cinta, perasaan dan pacaran, akan tetapi banyak juga yang jadi budak karenanya. Mereka yang bermain cinta malah tak terkendali dan sebaliknya mereka dipermainkan oleh cintanya sendiri, Menyedihkan sekali bukan. Padahal ada poin-poin penting dalam hidup ini yang seharusnya di tanamkan. Berikut tujuh poin penting tersebut:

1. Karena Hidup Sejatinya Adalah Ngerem dan Mengendalikan, Bukan Cuma Ngegass Keinginan dan Nafsu Belaka

Setiap hari kita dapat melakukan sesuatu dengan mudahnya melalui keinginan hati yang kemudian di acc oleh pikiran lalu merealisasikannya dengan tindakan tentunya. Apalagi di tengah budaya ekonomi industri modern yang instan lagi konsumtif dewasa ini,  semuanya tampak lebih mudah dengan berbagai dukungan atau support dari teknologi informasi dan komunikasi, sehingga membuat orang lebih gemar untuk menikmatinya. Akan tetapi, apakah yang seperti itu terus menerus dianggap baik-baik saja, hmm? hingga lupa bahwa hidup sejatinya adalah ngerem bukan mempersilahkan keinginan dan nafsu belaka.

2. Karena Hidup Tak Sebatas Cita-cita dan Harapan (Aplikasi) Tog Namun, Juga Realisasi/Tekad (Ram)  Untuk Menjalankan  

Di era digital ini siapa sih yang tidak punya smartphone, perangkat mini atau nama lain dari gawai tersebut memang diminati banyak orang. Dengan dilengkapi spesifikasi yang mumpuni menjadikan Ponsel cerdas sebagai pegangan sakral setiap orang. Di dalam smartphone ada yang namanya Ram, berikut fungsinya sebagai penjalan aplikasi. Jika kita korelasikan dengan kehidupan nyata, cita-cita dan harapan ini ibarat aplikasi lalu untuk menjalankan aplikasi harus membutuhkan Ram yang saya ibaratkan sebagai tekad. Ada banyak aplikasi-aplikasi yang di analogikan dengan the real world, tapi saya hanya mencontohkan dua di atas. Semakin banyak aplikasi kita, maka akan semakin besar pula Ram (tekad) yang kita usung. Jadi, penjelasan sampai sini saja pasti sudah memahamkan to, lalu nantinya juga ada prosesor, chipset, Os dll yang akan kita analogikan lagi jadi, sampai disini dulu okeh.

3. Karena Hidup Bukan Hanya Mengikuti Alur Saja, Tetapi Dapat Menciptakan Jalur Yang Berdaya Mengubah Perjalanan Dunia

Apa yang kita lakukan sekarang adalah refleksi dari kehidupan masa lampau, alasan kita melakukan sesuatu karena ada referensi yang menginformasikan. Pelajaran sekolah, kebijakan pemerintah, politik, ekonomi, sosial budaya,  bahkan, cara berpikir kita merupakan cerminan kehidupan terdahulu yang kadang direformasi. Lebih jeleknya kita masih dijajah melalui pemikiran (tidak merdeka). Memang benar, pemikiran dan warisan budaya nenek moyang itu baiknya dilestarikan namun, juga harus di ingat kita bukan mereka dan tidak hidup di jaman yang sama, kita menulis tidak perlu terus melihat dan memilih font, karena kita punya font sendiri-sendiri. Jika budaya ngikut masih diaplikasikan saja, bukankah yang demikian itu kurang bagus, Menurut saya sih gitu, bagaimana menurutmu hmm?

4. Karena Hidup Tak Melulu Masalah Karir dan Pencapaian Namun, Lebih Kepada Keseimbangan dan Stabilitas

Siapa sih yang tidak mau mencapai Puncak, walaupun faktanya ada orang yang suka nganggur, tapi setidaknya saat ini saya sedang membicarakan normalnya orang waras. Bukan masalah jenis kelamin, karena karir adalah penunjang finansial kehidupan yang orang impikan, makanya banyak dari mereka mati-matian mencari pekerjaan, memacu karir dan rela menghabiskan waktu banyak demi meraih karir yang selayaknya. Bahkan, terkadang jarang ada waktu untuk keluarga,  hingga anak-anak kurang mendapat Kasih sayang. Kalau seperti ini, rasanya terlihat njomplang satu sisi bukan, terus bagaimana cara penyelesaiannya? Apakah selain karir tidak begitu penting,,

5. Karena Hidup Tak Sekadar Soal Cinta dan Romantisme Pacaran Saja, Tetapi Juga Tentang Edukasi, Dedikasi, dan Perjuangan

Kalau sudah ngomong soal cinta, seketika atmosfernya akan berubah drastis, yang sebelumnya tidak paham bahasan diskusi menjadi sok-sokan ngerti semua tentang Cinta. Yah,, memang begitulah, Cinta membuat manusia luluh, Cinta membikin insan terpesona, hingga Cinta membuat orang buta dan gila. Cinta menjadi lebih Indah diatas wadah yang bernama pacaran, kiranya seperti itu. Sayangnya, chapter ini tidak begitu berlaku bagi yang jomblo, mereka yang tidak punya pasangan akan serasa termarjinalkan namun, hidup intinya tidak itu-itu saja dan ini menjadi angin segar untuk para jomblo, karena mengabdi dan berjuang adalah sebenar-benarnya hidup. Sorry, bagian ini jelek, pikirannya buntu.

6. Karena Hidup Bukan Cuma Bermain Rasa Namun, Lebih ke Olah Rasa

Benar saja, Halaman ini adalah lanjutan dari tulisan di atas pastinya, karena Cinta rasa dan pacaran adalah satu kesatuan integral yang tidak terpisahkan. Bahasan sebelumnya membuat baper nih hehe,,. Ketika bermain Cinta, ah bukan begitu bahasanya, ketika berpacaran, banyak diantara kita yang sangat romantis. Dengan segala bentuk gayanya masing-masing, bikin puisi sok romantis, pas ulang tahun pacar di kado, dinner di tempat mesra dan lainnya. Semuanya atas nama Cinta yang terdalam,  sayangnya banyak juga diantara kita yang kurang sepenuhnya paham. Saat buat puisi misalnya, kata-katanya pasti bagus dan membawa perasaan namun, pemahamannya itu hanya sebatas orang yang dia sayang dan belum bisa mendalami seutuhnya puisi yang dibuat, sehingga dia kehilangan ruh makna sebenarnya dari tulisannya. Jika demikian, itu hanya baru bermain rasa. Padahal seharusnya yang kayak gitu bisa dapat feelnya dengan mengolah rasa, baru meraih makna yang sejatinya. Jadi bagaimana,  apa anda masih terus bermain rasa atau mengolah rasa hmm? Xixixi,, 

7. Karena Hidup Sebenarnya adalah Mencari Tuhan, Tidak Selalu Mencari Ganjaran Yang Menjanjikan

Saya akan mula dari pertanyaan. Apa sih Alasan kita sebenarnya dari menjalankan kewajiban dan Menjauhi larangan-Nya?
Pertanyaan yang sederhana, tapi membutuhkan jawaban yang akurat seharusnya. Tahu Kenapa saya memakai kata seharusnya?  Karena saya yakin jawaban maklum yang ketebak yaitu untuk bisa masuk surga-Nya, Dan itu bisa digeneralisasikan. Agaknya piala yang bernama surga itu begitu mengkontaminasi pikiran, kita melakukan salat biar dapat pahala, rajin zakat sodaqoh agar meraih ganjaran serta dilipatgandakan rezekinya. Pokoknya orientasinya bermuara di Ganjaran dan Surga, padahal surga adalah jurusan/alamat terakhir dari berbagai proses penghidupan dan dapat diperoleh dengan mengambil hati Tuhan, lalu ganjaran itu sebagai salah satu kredit point dari-Nya yang nantinya juga akan menjadi jembatan pengantar kesana. Berbeda lagi Jika orientasinya sudah Tuhan, maka parameter surga dan ganjaran tiada artinya lagi. 

Ya ini baru gambaran sederhana saja, karena keterbatasan pemahaman dan masih parsial-parsial, lain kesempatan saya akan membicarakannya secara lebih intens lagi komprehensif. Oke Nuwun Gais,, 
Share:

2 komentar: