memancing banyak perkara
Hingga rahasia hilang dipusaran sunyi
Di situ aku gagal sebagai manusia.."
Memang aku makin bertambah pengetahuan sabar dan mungkin kerelaan, berjalan aku terus tetap saja tiada yang benar-benar tahu, paham, bahkan mengerti suatu keadaan. Sehingga dengan terpaksa pengakuan lahir secara prematur dan terseok-seok pada tubuh yang tak mengenal jiwa, hilang begitu saja.
Saat tahu waktu seakan lebih dari dunia seisinya, berpacu itu bisa wajib, namun patrap dan empan papan adalah arah yang lebih baik. Tiada kuat menahan beban, tetap berpegang pada lembut doa-doa, yang tak ada banding jika ibu mengumandangkannya. Mempelajari senyum dan ikhlas sampai tanpa cacat, ah begitu berat betul, tapi mindset Tuhan meringankannya "Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan" (Al-'Ankabut 64).
Sebagai yang mengarah ke ranah bahasa, sastra, dan literasi aku sangat gagal menjelaskan kepada semua sehingga teman-temanku sendiri kesulitan menilai bagaimana sebenarnya keadaan itu. Toh bukannya sok-sokan, tetapi terkadang rahasia memang lebih aman di kesunyian, dan biarlah semua berjalan sealamiah dan semengalir mungkin, kendati seorganik nampaknya.
Titik tolak untuk mengukur judul ini adalah bahwa peran bahasa sebagai pengantar komunikasi haruslah diperhatikan. Dan satu fenomena tadi merupakan sedikit saja dari segala hal yang berhubungan dengan koneksi dan dialektika dalam pergaulan di berbagai lini dan segi. Gagal manusia bukanlah justifikasi kepada kegagalan dalam mencapai kesimpulan hidup sebagai seorang manusia, namun potensi itu masihlah bergerak dan maju ke depan, tidaklah hasil akhir untuk parameter kelayakan, kemanfaatan sebagai otentisitas manusia.
Manusia sangatlah dialektis dan senantiasa bergerak, artinya bisa belajar dan mengalami sesuatu, itulah mengapa aku tidak pesimis dalam hidup ini. Dan sebenarnya aku tidak membicarakan siapa pun selain diriku sendiri, aku tidak punya data dan terasa kurang perlu jika hanya untuk membahas, mempersoalkan, dan apalagi mendiskusikan di dalam tulisan ini tentang orang lain, meski masih ada sedikit menyinggung untuk menjelaskan sesuatu hal. Sepenuhnya adalah soal kegagalanku yang sejauh ini belum bisa menguraikan kejadian dalam hidup, sampai-sampai banyak temanku memandangku aneh. Sudahlah, bukan masalah besar itu.
0 komentar:
Posting Komentar