Di sini Ceritanya Wongsello


Senin, 11 Juni 2018

Katanya Puasa, Nyatanya?

simomot.com


Ada sebuah anomali yang biasa terjadi dalam bulan ramadan. Entah, belum menemukan istilah pas untuk situasi saat ini, tapi seperti ini ceritanya.
 
Bulan puasa yang sudah disepakati dan menjadi pengetahuan hingga amal ibadah nyatanya masih ditemui keanehan atau anomali pada khalayak umum. Apa tanda orang berpuasa? Tidak makan minum, oke itu jelas dipermukaan. Tapi untuk pemahaman yang lebih komprehensif dan kualitatif atau makro itu yang bagaimana?.

Kalau puasa dipahami sebagai remnya manusia dengan segala sifatnya harusnya tiada anomali seperti yang disebutkan tadi. Apa anomali itu?.
Bahkan dalam pemahaman puasa yang seperti itu pun manusia tetap pada sifatnya sendiri-sendiri.

Nyatanya walaupun mereka mengakui sebagai bulan puasa, tetapi dalam prakteknya dipermukaan yang dibahas, di share dan memenuhi media kebanyakan cuma urusan makanan, takjil, buka bersama, menu, dan paling banter soal pahala dan ganjaran. Makna puasa telah hilang entah ke mana?. Jadi kita puasa hanya menuju terbangunnya berbuka, bukan menuju Tuhan. Itulah mengapa saya pernah menuliskan bahwa yang paling penting di bulan puasa adalah departemen/seksi perbadokan (konsumsi).

Kalau ada yang komentar "Kan puasa baiknya tidak diperlihatkan", 
maka jawaban saya "Anak kecil pun bisa berkata begitu".

Maksudnya itu adalah soal cara dan kreativitas dalam menjelaskan/melakukan sesuatu.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar