![]() |
m.viral.id |
Siapa yang tak tahu kalau keceriaan yang berlangsung tadi, kemarin, lusa, dan dulu pasti jadi sejarah dan masa lalu. Apa yang dapat kita hirup melainkan hanya sebatas keadaan yang berlangsung kemudian hilang, namun tetap terkenang, menjadi kenangan dan sejarah. Apa parameter yang dipakai untuk menghitung itu semua?. Waktu.
Dalam ke-ada-an berlangsung, sesuatu atau variabel menjadi ada dan nyata untuk beberapa saat. Dengan kesadaran tinggi orang mengerti itu dan mafhum, tapi ketika masyuk ke dimensinya orang jadi mabuk dan terlena sehingga pas waktu-waktu mengasyikan itu berlalu mereka berkata "Oh gak kerasa ya sudah lewat jam". Apa inti dari serangkaian keadaan yang membentuk waktu itu?. Momen.
Meski waktu bisa dikatakan panjang atau pendek, namun manusia masih bisa menemukan ruang kecil / singkat yang mengkaver inti dari kemesraannya. Itulah momen. Kristal dari sehimpunan keadaan-keadaan tertentu yang memadat. Nah, pasca-memasuki fase itulah mereka menyebut kesimpulan variabel jadi momentum. Manusia butuh waktu, tapi jarang yang benar-benar bisa utuh terangkum dalam memori. Untuk menyederhanakan film itu, dibuatlah sebuah keadaan darurat yang bebas long time. Jadi dengan tanpa kesulitan tinggi orang mudah mengingat dan merayakan kenangan atau momen itu di setiap ulang tahunnya. Kapan pun, di mana pun berada. Lebih detail lagi kalau disebut dejavu. Keadaan di mana seseorang merasa dalam suatu konsep yang sama dari yang pernah ada dahulu. Nah, dalam siklus inilah orang mengatakan "Waktu serasa berhenti, dan berputar kembali ke masa lalu, seperti membunuh waktu". Sayangnya pada keadaan yang sama pula waktu tetap berputar maju dan menjauh dari segala asumsi. Ironis. Manusia tetap pada lena yang dibuai kenangan. Keberadaan variabel hanya dihitung dengan kecepatan waktu. Tidak ada waktu yang cepat atau lambat, yang ada hanya berjalan maju terus menerus (istimror) hingga konsep tentang waktu tiada. Jika suatu variabel di lewati oleh waktu, maka ia menjadi ada, real, dan terlihat nyata, namun tatkala waktu berlalu bahkan jika dipercepat layaknya siklus dan revolusi ia jadi hilang dan tiada. Kalau kata penyair Sapardi Djoko Damono "Yang Fana Adalah Waktu" Entahlah.
0 komentar:
Posting Komentar