Jika Alquran mengatakan bahwa janji Allah itu pastilah terjadi dan tidak usah mengharapkan secepatnya atau sebaliknya, maka aku menemukan koneksinya dalam lingkup alam semesta ini. Bermula dari stori temanku di instagram tentang gravitasi bumi yang jatuh tidak terlalu cepat ataupun lambat, aku pun jadi teringat firman Tuhan yang aku katakan itu.
Jadi jika berpikir mengenai kenyataan dan keberlangsungan alam saja manusia pun sudah diberi jawaban dan dibentangkan penjelasan mengenai kalam-kalam-Nya dalam Alquran, bahwa dari melihat gravitasi saja hati kita dapat mempercayai begitu saja, walaupun dari akal diberdayakan untuk mengilmui dulu menurut ilmu modern, tetapi tetap saja kecepatan berpikir hati berkali-kali lipat dapat menempuh sekaligus menambah iman, ilmu, dan pengalaman roso.
Sayang sekali ketika sekolah hal yang terlihat sepele itu dapat menjadi peneguhan iman dan pengalaman roso pun lalu lintas ilmu itu sendiri tidak ditemukan pola interaksi kreatif antar guru dan murid sehingga secara simultan dapat membentuk pengalaman dan pemahaman baru tentang tadabbur gravitasi.
Padahal peristiwa itu berkali-kali kita alami, namun tiada pernah kita tersentuh batin dan tertegun pikiran kita, Sewaktu Eha Kartanegara menerangkan peristiwa yang persis sama soal gravitasi, beliau mengatakan bahwa gravitasi itu luar biasa, itu merupakan peristiwa yang luar biasa, karena kita sudah masuk dalam habit atau kebiasaan jadinya tidak luar biasa.
Dan mestinya masih banyak yang belum kita ketahui, dalam konteks ini ilmuwan yang pekerjaannya selalu bersinggungan dengan alam mestinya menambah daya iman dan kepercayaan begitu kuat bahwa setiap kali mereka menemukan hal-hal baru, saat itu jua ribuan pintu rohani dan cakrawala dibuka selebar-lebarnya. Mungkin opiniku ini agak berlebihan, setidaknya ketika dihadapkan pada ilmuwan modern.
Ketika Allah mengatakan tidak usahlah mengaharapkan pembalasan dipercepat atau memperlambatnya, janjiku pasti akan terjadi. Ternyata kita menemukan jawaban itu dalam konsep atau klausul alam semesta, padahal pun dunia belum kiamat, tetapi Alquran memang sudah memberikan segalanya, semesta yang terus berkembang "kun fayakun", grafitasi tidak pernah menyalahi aturan atau sunah Tuhan "soal janji Allah", "sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan" berikut perihal surga neraka sama saja, apakah itu Neraka atau Surga kitalah yang membuatnya demikian.
Dan jika ada informasi yang mengatakan ketika kiamat matahari ada di sebelah barat, aku juga turut setuju dengan pertanyaan "Apakah Tuhan mau menyalahi sunah-Nya sendiri?"
Apa itu semacam simbolisme atau itulah penunjukan bukti Kekuasaan-Nya, wallahu a'lam..
0 komentar:
Posting Komentar