#Silaturahmi-Reportase bersama mas Iman Budhi Santosa
"Menulis itu shodaqoh, bukan untuk mencari uang"
begitu quote berbobot ala mas Iman.
And then, apakah penulis harus mengubah cara pandangnya, atau pada pendirian mulanya, bagaimana mereka memenuhi kehidupan dan penghidupannya?
Bahkan mas Iman menambahkan, "Nek pengen duet yo maling wae."
Selain dari beliau ada juga yang mengatakan hal serupa, mbah Nun pernah mengatakan jika kalau mau kaya sebetulnya dagang pun kurang efektif, kalau pingin kaya ya "Nyolong," Sama dengan pandangan mas Iman yang notabene mereka alumni sastra Malioboro era 60-70-an PSK (Persada Studi Klub).
Ini tidaklah krusial bagi kehidupan, aku rasa jawabannya itu bergantung penulis sendiri, bukankah pernyataan mas Iman itu merupakan sesuatu yang delux, mengingat kita juga sedikit memerlukan materi di zaman materialisme semakin membumbung tinggi. Kita tidak bisa menyalahkan orang lain atas pernyataan yang bahkan sama sekali berbeda, mungkin begitu mereka menjalani kehidupannya. Boleh jadi, dengan lewat jalan itu mereka bisa memenuhi pengalamannya.
Setiap orang mungkin punya ideologi dan prinsip masing-masing, tapi mungkin hanya sedikit orang yang benar-benar paham, mengerti dan tegak dalam pendiriannya. Menulis untuk uang bagiku bukan masalah, tidak ada larangan di sana, bahkan tidak hina kok, barangkali memang hanya itu yang bisa dilakukan, jauh lebih baik ketimbang tidak bekerja.
Lebih lanjut, mas Iman pernah mengatakan tidak masalah, yang penting kita punya kesadaran bahwa seharusnya bukan seperti itu. Itu cukup mewakili, dengan pembuktian mas Iman sendiri juga seorang penulis penuh setahuku.
Aku jadi teringat seorang teman yang agak ragu antara menerbitkan karyanya atau tidak mengingat ia pernah mendapat informasi di awal tadi, atau yang mirip-mirip, bahkan berbeda lagi, terserah, itu pilihan. Tetapi, yang ingin aku katakan adalah pahami betul apa itu sebuah keputusan sehingga tidak akan menyesal kemudian. Dengan begitu informasi yang datang dari luar tidak bisa mempengaruhi kita.
*Data dari mas Iman yang dikembangkan penulis
Bakda Maghrib, Senin, 3 Februari 2020
Di kontrakan PP. TG, Nologaten, Yogyakarta.
0 komentar:
Posting Komentar