Di sini Ceritanya Wongsello


Sabtu, 13 Maret 2021

Isra' Mi'raj, Peristiwa Diperjalankan dan Terus Berjalan

 

Peristiwa diperjalankan hingga akhirnya terus berjalan bisa dipelajari dari kisah isra' mi'rajnya kanjeng nabi yang agung itu, aku pasti tidak tahu waktu kapannya orang jawa dapat menemukan penemuan yang luar biasa "terus mlaku lan tansah lelaku" dan aku menemukan ketersambungannya dengan kisah isra' mi'raj itu. Mungkin bisa kita katakan orang jawa lebih dulu dari wacana islam yang dibawa kanjeng nabi itu, aku bukannya terlalu membesarkan jawa, namun yang bisa diambil bahwa jika manusia berkembang dengan baik melalui fungsi dan potensi yang dimilikinya maka sebuah pemahaman yang berarti akan menjadi budaya dan peradaban itu akan terbentuk sebagaimana mestinya manusia berlaku. 

Peristiwa diperjalankan itu sendiri merupakan kisah kehidupan dan pada saat yang sama Allah menghamparkan kepada beliau macam-macam peristiwa kehidupan yang agung nan luar biasa, baik yang telah lampau maupun peristiwa yang akan datang. Jika kita ambil sudut pandang "diperjalankan"-nya kita dapat menemukan hal yang sama dalam konsep laku hidup orang jawa yang aku sebut tadi. Boleh saja kita berasumsi jika orang jawa mungkin punya konsep berbeda tentang Tuhan, entah menurut mereka itu "diperjalankan" seperti wacana agama islam atau "terus berjalan" dalam pandangan manusia dalam kesejatian dalam menempuh laku hidup spiritual sebagai makhluk yang percaya akan adanya kekuatan besar di luar dirinya. Bisa juga kita bilang, konsep "terus berjalan" merupakan kontinuasi dari laku Tuhan "memperjalankan hambanya" lalu dipraktikkan kepada kanjeng nabi Muhammad, maka kita menyebutnya "diperjalankan". 

Isra' mi'raj sendiri bagi kita masih dalam tataran meng-ulang tahuni atau memperiangati dari dahulu. aku tidak, belum tahu ketika kita memperingatinya mungkin dapat memaknai dan memahami secara lebih dalam makna-mkana dari peristiwa-peristiwa yang sebenarnya adalah anugerah yang sebenarnya bukan hanya nabi Muhammad saja yang menikmatinya, namun kita semua bisa dan dapat memaknai ragam peristiwa tersebut sebagai piweling, pepiling, dan laku spiritual hidup dalam mendekati wacana agama dan dapat terus berjalan memaknai dan memahami serta melakoninya. 

Hingga kini, tak ubahnya seperti wacana-wacana lainnya, Isra Mi'raj masih sebagai formalitas satu dari serangkaian wacana islam. Pada dasarnya, formalitas hanyalah standarisasi bentuk yang masih dijaga, tapi enggan bertransformasi menjadi ruang yang dapat dimaknai dan dijalani secara universal. 

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blog Archive