"Dan tidak ada makhluk bergerak di bumi yang tidak dijamin rejekinya oleh Allah.." kalam-Nya suatu kali di kitab suci. Dan Alhamdulillah aku dapat menyaksikan keajaiban dan kasunyatan itu sendiri secara empiris nan aktual di sini.
Jika mas Iman Budhi Santosa dapat menyaksikan keajaiban "kendat"-nya seekor kalong, maka aku bersyukur dan turut bahagia dapat juga mengetahui fakta kehidupan alam yang telah Allah titahkan di dalam wacana semesta-Nya ini.
Di suatu sore hari kamis tanggal 18 Februari 2021, sehabis kerja aku menemukan "susoh" atau dalam bahasa Indonesianya disebut sarang burung, yang jatuh dan kelihatannya seperti kosong, seperti sudah tidak dipakai oleh pemiliknya. Setelah aku ambil ternyata ada tiga anak burung "diku" mungkin di dalamnya, aku tempatkan sementara di lincak depan kontrakan, baru esoknya aku izin ambilkan tempat di cepitan pohon mangga depan kontrakan.
Apa menariknya cerita itu?
Aku beri makan anak-anak burung itu sekadarnya saja, terpikir beli pakan burung, tapi juga agak ragu. Kebetulan temanku ada beras, nah kuberilah burung itu beras yang nyatanya masih belum layak seharusnya untuk makan itu. Tetap saja aku tinggalkan di sarangnya siapa tahu bisa dimakan, esok hari piyik-piyik itu bertambah besar atau berkembang, terpikir heran dibuatnya, sebab pertama kali meloloh piyik itu tidak ada yang mau, tapi nyatanya keesokan hari mereka telah tumbuh.
Sempat terlintas, mungkin induknya menemukan sarangnya itu, jadi dia yang ngasih makan anak-anaknya. Namun juga ragu, karena tidak pernah aku pergoki ditilik induknya. Jadi siapa yang membesarkannya, atau setidaknya siapa yang ngasih makan piyik-piyik itu?
Yang menarik juga, selang satu hari setelah menemukan anak burung itu, setelah aku taruh di cepitan dahan pohon mangga waktu itu aku menaruhnya sewajarnya, sealami umumnya, ndelalah siang itu hingga menjelang sore hujan turun cukup deras, aku teringat anak-anak burung itu. Agak resah juga, sebab tidak ada atap yang melindunginya dari hujan selain hanya dahan-dahan dan dedaunan saja. Secara "ajaib", sarang itu berbalik sembilan puluh derajat dari awal kutaruh, padahal aku jepitkan agak kencang dan sudah peret kurasa, namun yang terjadi seperti itu. Seperti ada yang menyorong, menggerakkan sarangnya, burung itu masih piyik, jadi agak mustahil dilogika, mungkin induknya, kalau angin mungkin saja, tapi tata letaknya tetap teratur, tepat seperti ada yang sengaja mengubahnya. Siapakah itu?
Makin hari perkembangannya semakin baik dan tumbuh besar, hingga sudah mulai mau diloloh pakan. Dan sekitar 4-5 hari dari awal penemuan dan pantauan, salah satu piyik itu hilang satu, aku pikir sudah bisa terbang, kemudian selang dua harinya satu lagi keluar sambil ketahuan ia latihan terbang pergi, masih dibawah pohon yang sama. Namun aku mengembalikannya, agar yang dua terakhir bisa keluar bersama-sama.
Benar saja di hari ke delapan atau tanggal 25 mereka telah hilang dari sarangnya. Dan aku pikir tugasku mengawal selesai, itu alibi saja sih.
Aku merasa tidak melakukan apa-apa, tapi kenyataannya anak-anak burung itu dapat memenuhi persyaratan dasar agar mereka dapat hidup terbang dan keluar. Jadi siapa sebenarnya yang mengurusnya?
Direct saja pikiranku kembali ke awal tadi.
0 komentar:
Posting Komentar