Di sini Ceritanya Wongsello


Senin, 15 Maret 2021

Kenakalan Njeglekno Listrik Orang


Entah mengapa jika aku ingat-ingat masa kecil rasanya menyenangkan sekali, masa depan yang menggandul, namun masa silam terasa begitu menggembirakan dan selalu ada saja informasi yang dulunya tidak "ngeh" hingga akhirnya paham di suatu titik perjalanan berikutnya. 

Pernah dalam kejadian hidupku dimasa kecil usil untuk memadamkan listrik rumah orang melalui sekring yang tertempel di luar. Tepatnya bukan aku yang melakukannya, tapi temanku atas perintahku, berulang-ulang hal itu dilakukan sehingga membuat orang yang terdampak tadi marah-marah. Pasca-insiden itu kami mengurangi kenakalan itu, meski terkadang masih juga melakukannya. 

Selain itu aku juga pernah menyuruh teman yang sama untuk membakar klaras (daun kering pisang) yang berada di belakang rumah temanku yang lain. Anehnya dia nurut saja, dan terjadilah kebakaran klaras itu hingga diketahui tetangga lain dan mengabarkan kepada pemilik pohon pisang jika ada klaras kebakaran di belakang rumahnya. Padahal klaras itu dekat sekali dengan rumah temanku itu, kami yang mengetahui itu langsung kabur, entah bagaimana pekoknya aku waktu itu dan masih sempatnya cengengesan. Kami tidak berpikir bagaimana jika terjadi kebakaran rumah temanku itu. 

Keusilan bahkan kenakalan itu sejak kecil aku membangunnya atau entah bagaimana tepatnya, yang pasti cengengesan atau aku suka menyebutnya pecengisan itu memang rapat di dalam. Hal-hal yang seharusnya berlaku empati atau serius aku sering "menyepelekan"nya, ya itu tadi dengan pecengisan. Sampai simbahku pun tak terlepas dari sifat itu, ketika simbah akan mau berangkat Jum'atan waktu itu pelataran masih "pentong" karena habis hujan, beliau terpeleset dan jatuh akhirnya tidak jadi jum'atan. Aku bersama adikku menertawakan kejadian itu, bagaimana mungkin ada cucu yang sebegitu pekoknya melihat simbahnya terjatuh malah tertawa. 

Macam-macam lagi perihal kejadian-kejadian pekok, ratoto seperti itu, meski tidak separah kenakalan anak zaman sekarang. Tetapi, tetap saja aku rasakan kehidupan kala kecil itu menyenangkan. Ada sesuatu yang pada akhirnya aku sadari sekarang ternyata sudah aku bangun sejak mula, ada juga yang hilang atau entah bertransformasi mewujud yang lain. 
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blog Archive